Demi sebuah pengakuan, kita rela menjadi sempurna. Padahal, sempurna bukanlah hak yang mampu manusia pegang. Apa pun yang kita lakukan, yang berhasil hanya menjauhkan kita dari sempurna, yang gagal hanya menghapus jejak kesempurnaan.
Tanpa peduli pada orang-orang yang mencintainya, kita hanya melihat penderitaan kita sendiri yang lebih besar daripada siapa pun. Untuk menjadi sempurna, kita rela mendengar dan menghargai suara hati mereka yang berada di sekeliling kita. Melelahkan.
Kita tak perlu memaksakan diri untuk terus berlari dengan dua kaki yang lelah. Kita tak perlu membandingkan diri dengan orang lain, kita tak perlu menjadi persis seperti mereka, kita tak perlu mengejar kecepatan mereka, kita tak perlu menahan sesak di dada ketika melihat mereka. Kita
manusia, yang memiliki takdir berbeda. Itu semua wajar, jangan merasa sendirian.
Walau kita telah berlari sejauh apapun, tempat pulang tidak akan berpindah, tempat pulang selalu menanti. Ketahuilah bahwa Kesempurnaan akan membunuh manusia itu sendiri, karena itulah manusia tidak boleh sempurna. Lakukan semampunya dan terimalah apa yang telah Tuhan anugerah-kan pada kita.