"I am not interested in marriage." Dan tanpa tahu betapa gadis itu benar memaknakan sebaris ayat itu, tidak dia sedar keputusan nekad yang diambilnya sekali lagi berakhir dengan luka yang dalam, menghancur lumat hati yang telah retak terbelah itu. Elena - Setelah dua tahun berlalu, namun masih detik itu segar dikotak memorinya bagaikan baru semalam terjadi. Cinta yang bersulam hampir tiga tahun membawa dua hati sepakat untuk memateri hubungan ke jinjang pelamin namun dia dipaksa untuk menerima keputusan yang tidak pernah dia tahu kenapa dan mengapa. Menyaksi hari perkahwinan yang mereka impi bersama akhirnya berlangsung namun cuma pengantin perempuan itu bukan lagi dia tetapi kakaknya sendiri benar menghancurkan dia. Dan tak siapa tahu lukanya dalam sekali untuk dia bangun berlagak bagaikan tiada apa seperti yang mereka kehendak setelah dipaksa menerima tanpa diberi ruang untuk bersuara. Lalu bersama hati yang terluka dia membawa diri jauh dari keluarga yang disayangnya sepenuh nyawa namun mereka jugalah yang menikam dia tanpa belas hatta untuk menghulur secebis maaf. Tuhan, adakah kesempatan kedua buatku? Setelah dia aku laku bagai layang-layang aku jatuh suka ketika melihat dia lalu aku ikat agar menjadi milikku namun takkala dia yang dahulu aku sayang kembali menagih kasih yang terputus ditengah jalan bagaikan dipaku, dia aku biar di awan tergawang menongkah hujan panas sendirian... Tengku Emir - Dan tak siapa tahu sakitnya sebuah penyesalan yang tak terluahkan. Hanya mampu ditelan diam dalam harap moga ada kesempatan untuk dimaafkan. Hening Rindu yang hanya ada menemani dia melewati hari-hari yang kerapnya berteman air mata dalam harap hanya padaNya.