Cerita asli milik Kim Junghyun dan Lim Lina, yang saya tulis di Wattpad adalah fanfiction semata yang dijadikan sebagai hiburan.
Dukung penulis asli dengan membaca di Webtoon.
....
Yeen tuh pinter, dia cepat tanggap, dan orang yang punya rasa penasaran yang tinggi, tapi dia punya hobi yang kalau normies tau, Yeen bakal dianggap gila, yaitu tergila-gila sama karakter fiksi. Tentu, Yeen orang yang suka membaca, komik, novel, bahkan berita pun dia baca kalau lagi gabut, tapi dia tuh pemilih kalau soal bacaan, yahhhh namanya juga remaja beranjak dewasa ye kannnn, pemilih.
Nah, ada waktu pas dia lagi baca komik judulnya Killer Peter, anyway dia tuh gila banget sama si Peter, karakter utama di komik itu, ganteng? Banget! Berotot? Jelas! Gayanya cool? Jangan ditanya!
Pokoknya, si Peter ini tuh tipe Yeen banget, kalau di bandingin ama husbu dia yang lain, dia gak pernah setergila-gila itu selain sama si Peter.
Jadi, pas dia lagi bucinin Peter, tiba-tiba ada sesuatu yang meledak, warna putih gitu semacam cahaya nyebar, Yeen gak sempat tahu itu apa, tapi pas dia bangun, dia udah beda alam.
Bener, gak salah baca, beda alam alias, Yeen masuk ke dunia fiksi, masalahnya si Yeen gak tau, dunia fiksi apa yang dia masukin. Intinya dia cuma berdoa moga aja masuknya ke komik husbu barunya si Peter.
Buat yang mau langsung ke chapter asli, bisa langkahin ke chapter 5
Sekali lagi, cerita asli milik Kim Junghyun dan Lim Lina, saya hanya menulis fanfiction di sini.
Kalau ingin membaca ceritanya secara lengkap silahkan pergi ke Webtoon
Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput.
"Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah.
"Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin.
'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.