THE PRINCESS OF SWORDS

Antara percaya atau tidak itu membuat dirinya bingung. Mata dipejam beberapa saat lalu dibuka kembali. Tidak cukup dengan memejamkan matanya. Dia menggosok matanya beberapa kali. Kali ini dia baru sadar, ini bukan dunia mimpi ini ialah dunia nyata.

Waktu cepat berlalu. Dia tinggal bersama perempuan tua berusia empat puluhan itu. Hari-harinya sentiasa ceria apabila bersama perempuan tersebut. Kemana sahaja perempuan itu pergi, dia pun mengikutinya.

Sehingga ke suatu hari, tepatnya hari kepulangan anak lelaki puan Bhiana pulang ke rumah. Hidupnya berubah secara perlahan-lahan. Dari segi pakaian dan perilaku. Dia juga bingung, mengapa dia harus mengubah segalanya? soalan itu selalu muncul, namun dia selalu menepis soalan tersebut.

Di situasi Pangeran Hayden Erikson pula. Dia terus menerus mencari aura yang kuat pada hari yang lalu itu. Dia dapat merasakan aura kuat berada di hutan. Tapi sayangnya, dia tidak dapat untuk melacak sumber dari aura tersebut.

Hari demi hari, festival kembang api telah diadakan. Tidak kira rakyat jelata dan bangsawan. Semua telah hadir ke festival tersebut termasuklah Elysha Viena. Tepat pukul 11 mereka berdua tidak sengaja bertemu ketika acara kembang api dimulakan.

Bagai seperti benang merah yang terikat dijari manis mereka berdua. Pada Elysha dikejar oleh pengawal kerajaan Mason Billingsley. Dengan hati terbuka, Pangeran Hayden Erikson menolongnya. Namun tidak kemudian mereka berdua berpisah kembali.

"Rambut terlalu mencolok untuk menipu kami semua."
-Hayden Erikson