Yang Hilang Dari Purnama

Aku tidak pernah merasa sepantas itu untuk dicintai dengan baik. Apa yang dialami oleh ibu menuntunku untuk tidak menaruh banyak harapan pada kehidupan. Kasih, sayang, cinta, dan segala macam bentuknya adalah hal yang tidak pernah aku lihat secara murni dan nyata di depan mataku. Sampai satu waktu, Tuan yang memiliki mata coklat itu mengulurkan tangannya dengan lembut, menuntunku untuk menunjukkan apa yang tidak pernah aku lihat sebelumnya, menunjukkanku bahwa dunia ini tidak sebatas hitam dan abu, tetapi juga diisi warna-warna yang cantik seperti langit sore itu, mengajarkanku kalau di dunia ini bukan hanya ada titik untuk berhenti, tetapi juga koma sebagai jeda. Dia yang tidak pernah memaksaku untuk selalu kuat. Dia juga yang memeluk hangat api dan semua bara yang ada dalam diriku.