Raqilla, seorang gadis ceria dan penuh semangat, adalah mahasiswi di salah satu universitas IT terbaik di Surabaya. Di mata teman-temannya, Raqilla selalu tampak bahagia dan tak pernah terlihat bersedih. Namun, di balik wajah bahagianya, ia menyimpan rahasia kelam-masalah keluarga dan cinta terpendam selama enam tahun yang belum pernah ia ungkapkan.
Raqilla memendam banyak masalah dan kesedihan dalam dirinya. Konflik dengan keluarganya membuatnya memutuskan untuk merantau dan melanjutkan pendidikan di kota asing ini. Selain itu, Raqilla menyimpan cinta terpendam kepada seseorang selama lebih dari enam tahun, yang tak pernah ia ungkapkan. Ketidakpercayaan pada orang lain, bahkan kepada teman-teman terdekatnya, membuatnya memendam semua beban itu sendirian.
Kisah ini semakin rumit ketika Raqilla secara tak terduga bertemu kembali dengan sosok laki-laki yang selama ini ia hindari. Pertemuan ini terjadi karena Raqilla mengikuti program pertukaran mahasiswa ke universitas di kota Malang. Tanpa disangka, laki-laki itu ternyata berkuliah di sana. Bagaimana bisa Raqilla tidak mengetahui hal tersebut? Seharusnya, ia tidak memilih kota itu untuk mengikuti program ini jika ia tahu.
Pertemuan tak terduga ini membawa Raqilla pada perjalanan emosional yang mengungkapkan banyak hal tersembunyi dalam hidupnya. Tidak hanya menghadapi perasaannya yang terpendam, Raqilla juga harus berhadapan dengan konflik baru yang melibatkan pertemanan dengan orang-orang baru di kampus itu. Seorang gadis di kampus tersebut tidak menyukai Raqilla karena kedekatannya dengan laki-laki itu, menambah kompleksitas situasi yang harus dihadapi Raqilla.
Novel ini bukan tentang cinta masa lalu, melainkan tentang keberanian untuk mengungkapkan cinta yang selama ini tersembunyi.
Melalui kisah Raqilla, novel ini menggali tentang rahasia, cinta, dan keberanian untuk menghadapi kenyataan yang selama ini disembunyikan.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan