Cerita ini berpusat pada seorang pemuda bernama Dai, mahasiswa jurusan Film dan Televisi, yang memilih menutup hatinya terhadap cinta karena pengalaman pahit di masa lalu, membuatnya tidak ingin lagi terlibat dalam hubungan romantis. Sebagai gantinya, Dai memutuskan untuk fokus pada dirinya sendiri dan keluarganya. Dai sosok yang penyayang, ceria dan terbuka, membuatnya memiliki lingkaran pertemanan yang luas.
Suatu hari, Dai memutuskan untuk tinggal di asrama universitasnya karena kegiatan perkuliahan yang begitu padat. Disana, Dai bertemu dengan pemuda bernama Shun, mahasiswa jurusan musik, seseorang yang begitu tertutup dan misterius. Dai yang memiliki kepribadian hangat dan penuh semangat, berbanding terbalik dengan Shun, membuat mereka pada awalnya canggung dan enggan. Seiring berjalannya waktu, sebagai teman sekamar kedekatan mereka tumbuh secara alami, tanpa Dai sadari, Shun mulai mengisi ruang-ruang kosong dalam hatinya yang telah lama ia tutup rapat. Hubungan mereka tidak hanya membawa perubahan bagi Dai, tetapi juga bagi Shun. Shun, hanya bisa menjadi dirinya sendiri ketika bersama Dai, menemukan dalam diri Dai sebagai seorang yang bisa diandalkan dan memahami dirinya lebih dalam.
Cerita ini adalah tentang perjalanan dua pemuda yang menemukan arti cinta dan persahabatan, serta bagaimana hubungan yang tulus. Hubungan mereka mengajarkan Dai bahwa cinta bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, melainkan sesuatu yang bisa memberi kekuatan dan kebahagiaan. Memberikan Shun pelajaran akan pentingnya hidup bersosialisasi dan terbuka, serta menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain. Hubungan yang akhirnya membawa Dai dan Shun menyadari bahwa memiliki latar belakang hidup yang berbeda, juga pribadi yang bertolak belakang bukanlah sebuah penghalang untuk mereka bersatu.
Hidup yang berbeda dengan cinta yang sama, DaiShun.
Menikah dengan ayahnya sendiri?
Jika ada keluarga yang paling gila, itu adalah keluarga Anathama, keluarga dengan peraturan dan tradisi tak masuk akal, harus menikah dengan yang sedarah, yang sayangnya dianggap normal bagi Anathama.
Cinta bukan pilihan, tapi takdir yang harus diterima. Dalam tradisi kelam ini, seorang cucu harus memilih antara melawan takdir atau terjerat dalam permainan keluarga yang mematikan.
Selayaknya permainan dadu, setiap putaran yang acak seakan memiliki pilihan yang sama, yang tanpa sadar merenggut kebebasan Samantha, yang dipaksa menikah dengan ayah kandungnya.
Anathama tak pernah sudi jika darahnya ditoreh darah dari keluarga lain, sekalipun keluarga itu bangsawan kelas atas.
Apakah Anathama bisa dihancurkan?
Apakah tradisi gila yang turun temurun itu bisa dilengserkan?