"Aku mampu bersaing dengan siapa saja yang menginginkanmu, namun aku tak bisa apa-apa dengan Alyssa yang kamu inginkan." -Laila Nafisatun Husna . . . Laila Nafisatun Husna, dia memang diam dalam kata namun riuh berdoa tiada henti mengharapkan Abi menjadi imam dalam hidupnya. Abi mengubah dirinya lebih dari pribadi baik. Abi membuat hidupnya lebih dari kata bahagia. Abi selalu ada untuk Laila. Abi sangat mempedulikan Laila. Abi selalu menjaga Laila kapanpun dimanapun. Tapi lambat laut, Laila lupa akan garisnya sebagai hamba yang terlalu mencintai makhluk-Nya. Laila harus ikhlas membiarkan Abi mengucapkan ijab kabul untuk Alyssa Hanum Mumtaza. Laila harus sadar bahwa garis takdir itu memang nyata. Akan tetapi, Laila masih menutup mata. Pupus, hancur, berusaha rela, dan mampukah Laila ikhlas menerima kenyataan itu? Lantas, apakah Laila mampu bertahan melihat laki-laki yang selama ini ia harapkan menjadi imamnya malah bersanding dengan perempuan lain? Mungkinkah Laila membiarkan dirinya merasa sakit sedangkan Abi dan Alyssa bahagia bersama?
6 parts