MAYDIR, Apakah kamu Tahu Tentang Rasa Ini

Berhari-hari aku lewati, setiap akan memulai menghapal atau murajaah kenapa wajah dan senyumnya yang muncul. Aku berusaha untuk mengalihkannya tapi kenapa tidak bisa? Aku terus beristigfar dalam hati
Ya Allah bantulah hamba
Seminggu lebih setoran hafalanku terganggu sampai Abah menegurku

***
"Ayah mau ngomong"
"Ayah, harus istirahat jangan banyak gerak dan ngomong"
"Ayah nggak papa, uhuk uhuk" sambil terbatuk
"Mei tahu kan, Nggak ada yang tahu tentang jodoh, rezeki dan maut. Begitu pula dengan Ayah kapan ajal ayah akan datang"
"Kamukan semester akhir ya" lanjut Ayah
"Iya Ayah"
"Ayah pingin kamu menikah"
"Hah" kegetku
"Ayah, Ayah kan tahu Meisya punya cinta cita dan mau meraih cita cita itu"
"Menikah tidak menjadi halangan bagimu nak"
"Baiklah, tapi masalahnya Mei kan nggak ada pacar apalagi calonnya" polosnya
Ayah sedikit tertawa
"Ada yang melamarmu nak tiga hari yang lalu saat kondisi ayah membaik"
"Siapa Ayah?"
"Kamu akan tahu"
Begitulah semestinya anak bersikap, walaupun banyak keinginan yang direncanakan tapi bagaimana dengan Ridho orang tuanya? Inilah yang dilakukan Meisya dia banyak hajat yang ingin diraih namun ada orang tua yang lebih tau mana yang terbaik buat anaknya. Apalagi kalau masalah Ridho.

***
Perjalanan kisah cinta seorang santriwati dengan Gusnya.
Yang kamu cintai
Belum mesti kamu miliki,
Sekeras apapun doamu meminta bersanding dengannya
Nyatanya doaku lebih keras dari doanya