Aku pertama bertemu dia, saat aku berada di titik terendah dalam hidupku. Dia menawariku sup yang hangat secara cuma-cuma setelah aku kelaparan selama berhari-hari. Mei, gadis kecil itu, adalah penyelamat hidupku. Saat aku mencarinya, aku menemukan bahwa dia sedang berada dalam titik terendah dalam hidupnya. Gadis yang dulu kecil itu, kini telah dewasa. Dia menggendong bayi kecil di pelukannya. Dia menangis. Pipinya berdarah. Tiap tetes darah Mei adalah nyawa yang harus dibayar oleh orang-orang yang berani menyakitinya. --- "Ingat kau dulu pernah memintaku untuk bermain rumah-rumahan denganmu, My Muse?" "Dulu sekali? Saat aku masih kecil?" "Ya. Kau memintaku menjadi suamimu. Dan aku tidak ingat kita pernah bercerai sejak saat itu." *** 🔞 Halo, ketemu lagi. Seperti biasa, kalau cerita ini ngga sesuai referensi bisa tolong di skip aja ya, Cantik. jangan di report, makasih banyak.
10 parts