(FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE SECARA ACAK)
WARNING!! (21+)
Mitha Serena Sanjaya, perempuan berumur 24 tahun yang masih ingin menikmati kehidupan masa mudanya, terpaksa menikah dengan seorang laki-laki bernama Halim Naufal Aryandra. Mitha menolak keinginan orang tuanya, tapi penolakannya tidak berarti apa-apa karena dia tetap menikah dengan laki-laki yang jauh di atasnya. Di mata Mitha, Halim hanya om-om yang menyukai anak kecil karena Mitha merasa dirinya masih kecil, tidak cocok menjadi istri dari laki-laki berumur 30 tahun seperti Halim.
Dari awal pernikahan, Mitha selalu bertingkah, dia sering keluar malam-malam untuk pergi ke kelab bersama sahabatnya, bahkan bersama pacarnya. Meskipun sudah menyandang status sebagai istri Halim, Mitha tetap meneruskan hubungannya bersama sang pacar, yaitu Zaki.
Halim harus mengerahkan kesabarannya untuk menghadapi Mitha. Selepas kerja, dia harus mencari keberadaan istrinya di kelab, dan harus sabar saat melihat sang istri berjoget ria dengan laki-laki lain. Sampai suatu ketika, Halim merasa semua kesabarannya sudah mencapai batas yang tidak bisa di tolerir lagi.
"Aku juga punya batas kesabaranku, Mitha. Kalau kamu melampaui batas kesabaranku, aku tidak akan segan-segan memarahimu"
Halim memang laki-laki paling sabar yang pernah Mitha temui, tapi kesabaran Halim tidak seluas samudra. Laki-laki itu juga memiliki batas kesabaran, dia juga bisa marah. Menghadapi semua tingkah Mitha selama ini dia mampu, tapi ada satu hal yang tidak boleh dilewati oleh perempuan itu.
Apakah kesabaran Halim di kuras habis oleh seorang Mitha yang kekanak-kanakan, manja, dan masih belum dewasa itu? Apakah Mitha bisa berubah? Bagaimana kisah pernikahan Halim dan Mitha, dua orang yang memiliki sifat yang bertolak belakang itu?
Tanggal penulisan: 4 agustus 2024 - 10 agustus 2024
Sudah tamat, akan di publish secara bertahap di wattpad
"Saya pikir kemeja ini cocok untuk anda" ucap Agni, Agni memperlihatkan kemeja itu untuk Bram.
Alis Bram terangkat, ia kembali memperhatikan Agni dan lalu mengambil kemeja dari tangan Agni. Bram sengaja menyentuh tangan Agni. Bram merasakan sentuhan kulit itu, kulit itu begitu lembut seperti bayi.
"Terima kasih" ucap Bram.
"Setelah itu, carikan jas hitam untuk saya" ucap Bram lagi.
Bram lalu melangkahkan kakinya masuk ke kamar pass. Bram mencoba kemeja pilihan Agni. Pilihan tidak diragukan lagi, sangat pas padahal ia pikir wanita itu memilihnya asal, tapi lihatlah, tanpa memandang ukuran, wanita itu seakan tahu apa yang pas di tubuhnya.
Bram keluar dari kamar pass, ia menatap Agni tepat di hadapannya, wanita itu tersenyum kembali kepadanya. Senyumnya begitu manis, hatinya kembali berdesir.
"Anda sangat cocok memakainya" ucap Agni.
"Ini jas pilihan saya, jas ini sangat pas untuk anda" Agni menyerahkan jas berwarna hitam itu, kepada Bram.