Anak satu satunya di tuntut untuk menjadi yang paling sempurna demi mendapat harta warisan sang kakek. Masuk ke dalam dunia dimana bukan jati dirinya yang di temukan di dalam sana. Mempunyai nama belakang yang di pandang hormat oleh orang lain membuatnya tak bebas menjalani hidup selayaknya remaja SMA pada umumnya. Kekangan dan larangan yang berlebihan membuatnya membangkang di suatu hari. Dia lelah benar benar lelah dengan jalan hidup yang memuakkan seperti ini. "Gue gak bisa". Ucap gadis itu saat melihat bagian tubuh yang harus ditattonya. "Disini?". Menunjuk bagian tubuhnya yang lain. "Gak bisa, gue gak bisa gambar di tempat kayak gitu". Ucapnya lagi masih menolak. "Gue cari tempat lain aja". Menutup kembali bajunya dan berlalu dari sana.