Anggap semua orang melihat adegan itu sebagai agedan yang paling norak, tapi berhasil menyalurkan perasaan hangat jauh ke dalam rongga dada. Tak lama tangan Wira pun mengengam jemarinya erat, dia berucap.
"Ra, saya masih punya kesempatan gak sih?"
"Untuk?" Jawab Tara.
"Milikin kamu." Suaranya kalah kencang dengan mobilitas kendaraan kota malam itu.
Dengan segenap hati Tara sungguh ingin mengiyakan, namun suara-suara di dalam kepalanya kembali membuat dia bimbang.
"Wira aku. . ."
"Baru putus dari Harsa?"
"Bukan cuma itu,"
"Saya orang yang enggak peduli sama omongan orang lain kok, Ra." Lugasnya.
Tara pun terdiam, larut dalam pikiran akan bagaimana jadinya jika tangan Wira terus dia biarkan menggenggam. Menyandang status sebagai mantan kekasih seorang Harsa Rama dan kedekatan mendadak dengan Sadawira Sadhan akan memunculkan berbagai macam spekulasi negatif untuk anak lelaki ini. Tara tak ingin reputasi Wira yang baik tercoreng hanya karena dia memacari mantan kekasih Harsa - rivalnya, kemudian membuat konflik internal di antara mereka semakin panas.
"Memang mau di bawa kemana?" Tanya Tara lirih.
"Saya enggak pernah memikirkan ujung, saya juga enggak akan memaksa kamu,"
"Lantas?"
"Kita jalani saja dulu kalau kamu mau,"
"Gimana kalau jalannya malah menyakitkan?"
"Bukannya seperti ini saja sudah sakit?"
kata-kata Wira membuatnya termenung tanpa suara selagi hati dibongkar habis-habisan. Wira, perlakukannya, perasaan Tara dan segala yang sudah terjadi diantara mereka, haruskah Tara mengangguk setuju?
"Ra..." Panggil Wira lagi Ketika Tara tak kunjung bicara.
"Hmm,"
"Kita hanya perlu berjalan kan? sakitnya kita bagi dua, cintanya juga,"
"Sebenernya mau kamu apa sih?"
Wira tertawa. "Bukannya sudah jelas?" Katanya balik bertanya.
"Aku... mau... kamu,"
Setelah satu tahun bertahan di pernikahan itu, Sabrina pada akhirnya memilih kabur ketika kebenaran tentang suaminya terungkap.
Sabrina ingin memulai kehidupan yang jauh berbeda dari kehidupannya yang sebelumnya. Gadis itu yakin bahwa suaminya, Detra tidak akan mencarinya karena pria itu tidak pernah mencintainya.
Namun, siapa sangka hari itu mereka bertemu lagi.
"Bukankah kamu pantas untuk diikat selamanya di ranjang kita karena berusaha kabur dari suami kamu, Sabrina?" Detra datang dengan penampilan yang jauh berbeda dari ingatan terakhirnya.
***