Dua orang yang sedang duduk dibalkon kamar, menekuk kedua lututnya masing-masing dan menatap indah nya bintang di malam hari. Beberapa cemilan dan minuman menemani mereka. Sambil sesekali salah satunya menghela nafas berat kemudian memiringkan posisi duduk nya lalu menyilangkan kedua kakinya. "Gue diputusin Nando, " ucap Regita dengan wajah cemberut. Safira mengalihkan pandangannya kearah Regita yang sedang membuka cemilan dan memakannya. "Lo tau gak sih Fir, dia mutusin gue karena perempuan lain. "Regita mencengkram bungkus cemilan tersebut dengan kuat sehingga isi didalamnya hancur. Safira masih memilih diam, lalu kembali menatap bintang. "Fir,lo dengerin gue gak sihh." Nada bicara Regita terdengar kesal. "Denger, " *terus." Safira menoleh dan menyentil pelan kening Regita, " dia itu Brengsek, ngapain lo sedih sih diputusin sama dia. " Regita menggaruk tenguknya yang tak gatal, "iya juga sih, ngapain gue sedih sih. Oh iya gue penasaran deh Fir, lo kenapa sih setiap cowok yang deketin lo, lo malah nyuruh mereka untuk mundur padahal baru kenalan belum tahap PDKT. " "gue masih nyaman sendiri Git, " sahut Safira sambil membuka 1 botol aqua dan meminumnya. "Mau sampai kapan lo kayak gini Fir, " Safira mengangkat bahunya, " gue gak tau sampai kapan kayak gini, gue juga masih trauma, " "Gue paham lo trauma sama cowok, tapi Fir gue gak pernah tau lo itu trauma nya gimana? Lo gak pernah cerita sama gue." Safira kembali diam sembari menatap Regita, "sorry Git, gue takut lo jijik sama gue. Gue pernah dilecehin sewaktu SMP dan SMA, pas masuk kuliah kita semester 2 gue bodoh banget percaya sama ucapan cowok brengsek yang katanya tulus sama gue, gue malah keikut nafsu bejatnya. Gue gak sanggup buat cerita sama lo Git , beneran gak sanggup. " Batin Safira sambil menyeka air matanya.All Rights Reserved
1 part