Anne dan Pramam telah mengusahakan berbagai cara untuk memiliki anak selama sekian tahun pernikahan mereka, tetapi tak kunjung berhasil. Sampai Anne bertemu Mara, seseorang teman yang sudah dianggap sebagai adik kandung. Setelah dibujuk dengan berbagai keuntungan, Mara akhirnya rela menyerahkan rahimnya untuk membantu Anne agar bisa memperoleh keturunan. Akan tetapi, siapa yang menyangka bahwa kedatangan Mara justru menjadi bom waktu di antara Anne dan Pramam? Mampukah Anne menyiasati hal itu dengan berbagai pilihan di kepala atau ia justru menyerah dengan keadaan?Tous Droits Réservés