"Semua orang yang ada di dunia ini memang masih menjalankan hidup seperti biasanya, akan tetapi tahukah kalian rasanya 'hidup tapi terasa mati?' banyak orang yang mengalami hal itu. Mereka tetap hidup tapi mereka tak memiliki semangat untuk hidup, dan tubuh mereka bagaikan raga tanpa jiwa."
"Hidup ini memang penuh dengan teka-teki, tapi aku tak menyangka takdir akan mempermainkanku seperti ini." - Azellia Meshazara Rilley.
Terkadang ada beberapa hal yang sebaiknya tetap menjadi rahasia agar hati kita tetap baik-baik saja, namun, semuanya kembali lagi kepada takdir. Semua yang ditakdirkan terjadi pasti akan terjadi, kita tidak akan pernah bisa mencegah dan melawannya.
Setelah orangtuanya berpisah, Azel ikut ibunya pindah ke Bandung, kota kelahiran ibunya. Perceraian kedua orangtuanya membuat Azel terpuruk, namun, dia sadar kalau itu adalah takdir. Setelah menenangkan hati dan pikiran yang bergemuruh, Azel mencoba bangkit dan mensyukuri apa yang sudah Tuhannya berikan.
Bandung, setelah Azel pindah ke kota itu, Azel bisa mengetahui hal-hal baru, bertemu teman-teman baru, dan merasakan suasana baru. Di Bandung juga Azel bertemu dengan Shaga, laki-laki yang membuatnya kagum hingga membuat Azel jatuh cinta padanya. Namun, sebuah perbedaan yang membuat mereka tak bisa bersatu mengguncang hati dan pikiran mereka.
Apa yang harus mereka lakukan? Tetap bertahan dan memperjuangkan cinta mereka? Atau menyerah dan mencari seseorang dengan keyakinan yang sama? Hati dan keimanan mereka benar-benar diuji.
"Aku memang mencintaimu, namun, rasa cintaku untuk Tuhanku lebih besar. Maafkan aku." - Azellia Meshazara Rilley.
"Sebesar apa pun cintaku padamu, aku tak berhak mengambilmu secara paksa dari Tuhanmu." - Atharva Shaga Elzuardy.
"Azel, terimakasih telah hadir, aku sangat mencintaimu walau tak pernah bisa memilikimu, aku tak berani menyatakan perasaanku, karena aku tau, bajingan sepertiku tidak pantas untuk dirimu." - Someone.
Seumur hidupnya, Adrian hanya menjadi bayangan di keluarganya sendiri. Hingga suatu malam, satu kalimat menghancurkan segalanya. Ia pergi tanpa menoleh-tanpa rencana, tanpa tujuan. Tapi bisakah bayangan benar-benar menemukan cahayanya sendiri?