27 parts Complete Larandja menulis puisinya sambil menempatkan dirinya sebagai tokoh utama yang bernama Senja dalam setiap puisi-puisinya.
Senja, seorang penyair murung yang selalu menulis surat yang hanya berisi puisi dan membacakannya setiap senja seraya menunggu sang pujaan hatinya yang bernama Cinta.
Ia selalu mempertanyakan mengapa Cinta tak pernah kunjung menerimanya walau Cinta juga sungguh sama mencintai dirinya. Dan ia menyadari bahwa Cinta mengalami dilema antara memilih dirinya yang nyata memang dicintai oleh Cinta atau sosok pria lain yang dipilihnya hanya berdasar pikirannya tanpa pedulikan isi hatinya yang sesungguhnya. Sayang, Senja belum kunjung juga mengetahui situasi dan kondisi seperti apa yang membuat Cinta seperti demikian. Cinta selalu saja menghindar dari setiap pertanyaan-pertanyaannya secara langsung.
Surat-suratnya tidak pernah ia ketahui apakah telah sampai pada Cinta, sudah dibaca, akan dibalas, atau bahkan tak pernah sampai. Tapi Senja tetap setia menulis surat yang berisi puisi untuk Cinta sampai puisi terakhir yang belum diketahui. Ia hanya mengetahui bahwa dirinya akan selalu menulis surat untuk cinta dan terus memperjuangkannya hingga akhirnya ada kepastian dan keyakinan dari Cinta tentang siapa yang ia pilih.
Dan selalu ada surat di mana aku menghapusnya sebelum sempat menuliskannya untukmu. -Epilog