"Awww" Aku menjerit kala tubuhku yang kuharap menghantam air justru menghantam aspal
"Istighfar mbak. Apa yang mbak ingin lakukan tadi itu dosa besar"
"Gue bahkan nggak pantas ngucapin kalimat itu"
"Saya tidak tahu ujian apa sedang mbak alami saat ini, tapi saya berani jamin, bunuh diri bukan solusinya. Mbak salah jika menganggap bunuh diri bisa menyelesaikan masalah, yang ada itu malah menambah masalah baru"
"Kalau nyatanya hanya kematian yang bisa buat saya tenang, bagaimana?"
"Mbak yakin dengan mengakhiri hidup, mbak akan merasa tenang?" Ia ikut duduk di pinggiran jembatan, berjarak cukup jauh dari ku yang masih tak beranjak dari tempat aku jatuh tadi
"Kehidupan yang kita jalani saat ini adalah perjalanan menuju kematian, menuju alam akhirat. Artinya semua hal yang kita lakukan di dunia akan ada pertanggungjawabannya kelak, entah kebaikan atau pun keburukan sekecil apapun itu. Termasuk dengan tindakan yang ingin mbak lakukan tadi"
"Nggak ada alasan yang bisa buat saya bertahan"
"Ajal itu urusan Allah" Ia berucap tanpa mengalihkan pandangannya "Jika memang sudah waktunya, pasti akan meninggal juga walau tanpa usaha apapun"
"Gue udah nggak punya siapa-siapa lagi sekarang, semua orang udah buang gue. Terus buat apalagi gue hidup kalau bahkan semua orang nyuruh gue buat pergi"
"Kalau saya bilang ada seseorang yang mungkin berharap kamu bertahan bagaimana?"
"Kenalkan Aku Pada Cinta"
_Dhya Dharma_
Apa yang kalian dengar dan lihat jika ada santri baru? Kenakalan? Yah, sama halnya dengan santri baru ini. Nakal sudah mendarah daging ditubuhnya, tanpa melakukan kenakalan satu hari membuat dirinya seperti kehilangan semangat hidup.
Sridevi Aziza Putri, santri baru dari Jakarta itu membuat seisi pesantren Al-Falah milik sang Kakek menggelengkan kepala dengan kenakalannya. Semua ustazah dan ustadz saja sudah jengah dengan tingkah santrinya satu itu. Tidak ada kata jera dikamus santri tersebut setelah mendapatkan beberapa hukuman yang diberi oleh keamanan pesantren.
Tetapi, perubahan demi perubahan terlihat saat santri itu pertama kali melihat seorang Gus tampan disana yang katanya beliau tengah mengabdi dipesantren tersebut selama hampir dua bulan.
"Afwan Gus, kriteria istri Gus seperti apa?"
"Seperti kamu, Devi"
"Maksudnya Gus?"
"Maksud saya, tidak ada kriteria lain selain kamu. Istri SAH saya"
Bagaimana kisah santri nakal itu? Akankah dia akan tetap nakal jika sudah bertemu dengan pujaan hatinya? Atau bahkan akan lebih dari sebelumnya? Aku pun tidak tahu wkwkwk
WARNING⚠⚠
SEMUA FOTO DAN KATA KATA YANG DI CANTUMKAN DI CERITA INI SEBAGIAN DIAMBIL DARI MEDIA SOSIAL!!!
Jangan lupa staytune terus guys!!
Start : 02.Mei.2024
Finish :