❝Ayah, ayo pulang. Mas Mahen dan Bang Laut sudah menunggu kepulangan bapak dari dulu....❞
Berkali-kali Dipta mencoba untuk meyakinkan kepada dirinya sendiri untuk tidak pernah sekalipun penasaran dengan figur yang biasa orang-orang panggil dengan sebutan Ayah. Namun sia-sia.
Sedari kecil, Dipta hanya bisa membayangkan dan menerka-nerka bagaimana sifat asli dan watak orang itu, karena sedari dulu Dipta hanya pernah mendengarkan kisah Ayah melalui cerita yang Sang Bunda ceritakan saat malam datang menjemput. Tetapi semakin lama, Dipta semakin ingin bertemu tatap dengan Ayah. Rasa penasaran Dipta terhadap Ayah terlalu tinggi hingga seolah tak bisa lagi untuk dibendung.
Dipta hanya mempunyai satu foto seorang lelaki berseragam tentara yang tengah menggendong dirinya yang saat itu masih dipakaikan bedong bayi, dan Sang Ibu berkata bahwa ayah pergi meninggalkan Dipta karena tugas penting yang harus Sang Ayah lakukan, dan pergi sangat jauh dari rumah bernaung mereka.
Sampai suatu hari, saat Tuhan mengabulkan doa yang selalu dipanjatkan untuk dipertemukan dengan Ayah, Dipta kecewa, pemandangan yang ada di hadapannya saat semesta mempertemukan dia dengan sosok yang digadang-gadang sebagai pahlawan tanpa tanda jasa itu ternyata tak seperti apa yang dirinya bayangkan selama ini. Membuat hatinya sakit, membuat lidahnya kelu hingga tidak bisa mengeluarkan sepatah dua patah kata pun.
Ayah mengingkari janji untuk menemui istri dan anak-anaknya. Bapak telah berkhianat.
Dan sejak itu pula, Dipta sudah dijatuhkan dengan harapannya sendiri, harapan yang selalu ia junjung tinggi-tinggi dan selalu ia percayai, kini pupus, hangus tak tersisa.
"Dipta tidak punya Ayah, Dipta cuma punya Bunda."
"DIPTA BENCI AYAH!"
⚠️DIAMBIL DARI KISAH NYATA SESEORANG, TIDAK ADA SEDIKITPUN UNSUR PLAGIARISME ⚠️
Start: 17/9/2024
Finish: -
© Copyright, 2024 All Rights Reserved
Read more