"Ternyata, tidak semua rumah bisa menjadi tempat untuk pulang."
Serinika, gadis 16 tahun yang baru saja memasuki masa SMA, terjebak dalam dilema yang tak berujung. Terpisah antara dua rumah yang seharusnya memberinya perlindungan, Rini justru merasa semakin tersesat. Di rumah ibunya, ia menghadapi ayah tiri yang membuatnya merasa tidak aman. Di rumah ayahnya, ibu tiri dan adik tirinya menekan dan mengabaikannya. Dua tempat yang seharusnya menjadi surga, berubah menjadi neraka yang membuatnya semakin merindukan makna sebenarnya dari kata "rumah."
Di tengah kebingungan dan kesepian, Rini bertemu Ardian-seorang pemuda yang juga mengalami kepahitan hidup akibat perpecahan keluarganya. Persahabatan mereka tumbuh dari luka yang sama, hingga perlahan berubah menjadi sesuatu yang lebih dalam. Namun, di balik kebersamaan itu, Rini dan Ardi harus menghadapi kenyataan pahit yang mungkin akan merusak segalanya.
Apakah Rini akan menemukan tempat di mana hatinya bisa merasa aman? Ataukah semua harapan tentang "rumah" akan hancur di hadapan kenyataan yang kejam? Di persimpangan jalan hidupnya, Rini harus memutuskan-ke mana hatinya akan pulang?
***
Cerita ini diikutsertakan dalam event Novellet Writing Marathon bersama Penerbit Prospec
Terimakasih atas dukungan teman-teman yang telah mampir untuk memberikan like, coment dan vote kepada cerita ini.
Mulai : 1 September 2024
Tamat :
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan