3 parts Ongoing Kamu abadi dalam ribuan kata yang kutulis. Kamu abadi dalam paragraf itu. Kamu abadi dalam tulisanku.
Kamu punya ruang tersendiri untuk menjadi abadi meski telah ada orang baru yang menggantikan peran kamu dalam ceritaku nanti.
Kamu abadi di kisah yang ku tulis dengan satu persatu huruf membentuk kata, kalimat, hingga paragraf yang ku susun rapi hanya untukmu.
****
"Rafka, mau foto nggak? Mumpung langit nya lagi bagus."
"Boleh, biar jadi kenangan kalau Rafka dulu pernah ada disini sama Disya."
Kata dia, dokumentasi itu penting.
Hembusan angin yang sejuk membelai kulit, tanda berakhirnya satu periode dan dimulainya yang baru. Keindahan yang fana ini seakan mengisyaratkan untuk dinikmati, sebelum malam menyelimuti semuanya dengan ketenangan.
"Aku suka liat senja, menikmati prosesi langit yang perlahan meredup, ketika matahari mulai beringsut pergi. Senja itu indah buat di lewatin gitu aja."
"Kan besok masih bisa datang senja."
"Tapi belum tentu sama kamu kan?"
"Senja emang datang lagi tapi kamu enggak Sya, belum tentu besok sore kita bisa liat senja bareng bareng gini."