Di SMA Harapan, dunia remaja dipenuhi dengan berbagai drama, persahabatan, dan tentu saja, cinta pertama. Alya, seorang siswi cerdas yang dikenal karena dedikasinya terhadap akademik dan aktivitas ekstrakurikuler, merasa kehidupannya sempurna meskipun dia merasa kesepian dalam hubungan personalnya. Dia sering menghabiskan waktu di perpustakaan, menikmati kedamaian dan ketenangan.
Di sisi lain, Raka adalah siswa populer yang memiliki karisma dan bakat olahraga. Dia dikenal sebagai pemenang berbagai kompetisi dan disukai banyak teman, tetapi hidupnya tidak seindah yang terlihat. Raka merasa tertekan dengan ekspektasi orang tua dan kerumitan dalam hubungan persahabatan dan cinta.
Ketika mereka dipasangkan dalam proyek kelompok besar untuk mata pelajaran sejarah, Alya dan Raka harus bekerja sama, meskipun mereka berasal dari dunia yang sangat berbeda. Awalnya, ketidaksepakatan dan benturan kepribadian menjadi halangan, tetapi seiring waktu, mereka mulai memahami satu sama lain dan menemukan adanya kecocokan yang tak terduga.
Selama perjalanan mereka dalam menyelesaikan proyek, Alya dan Raka belajar tentang pentingnya saling mendukung, membuka diri, dan menghadapi tantangan bersama. Mereka mulai menyadari bahwa cinta pertama mereka mungkin ada di depan mata, dan hubungan yang berkembang di luar kelas ini bisa menjadi salah satu pengalaman paling berharga dalam hidup mereka.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan