Mereka bilang, jika kamu menyukai seseorang, perasaan itu hanya bertahan selama empat bulan. Lebih dari itu, mungkin itu cinta.
Reika Sazue awalnya hanya menganggap anak lelaki itu sebagai pengisi waktu saat magang. Dia pikir, rasa sukanya hanyalah permainan kecil untuk mengusir kebosanan. Namun, ketika hati mulai terjebak lebih dalam, kenyataan berkata lain: lelaki itu ternyata sudah punya pacar, yang juga satu tempat magang dengan Reika. Reika menyadari, perasaannya tidak lebih dari sekadar suka yang berujung pada harapan kosong.
Di samping itu, Aruna, sahabat cerianya yang selalu ada di setiap cerita, tidak pernah terlibat dalam perasaan yang sama. Aruna hanya menikmati momen kebersamaan dengan Reika tanpa menaruh hati pada lelaki itu. Di antara persahabatan dan perasaan yang tak terucap, Reika harus berdamai dengan kenyataan bahwa ada hal-hal yang memang tak bisa digenggam, termasuk hatinya sendiri.
Bagi sebagian orang mungkin memang benar kalau sebaik-baiknya tempat pulang adalah rumah yang berisikan keluarga yang hangat. Sejauh apapun kedua kaki melangkah, pada akhirnya kita akan kembali ke rumah.
Rumah yang harusnya menjadi tempat berkeluh kesah dan juga support sistem terbaik, malah menjadi penyebab utama penghancur mental terbaik.
Ada kamu, aku bisa menghadapi semuanya asal kamu ada di sampingku.
Nata Mahatma aku ingin egois kali ini, kamu milikku, sekaligus sebaik-baiknya rumah untukku.