Aurora tumbuh dalam kesunyian yang menghantui jiwanya. Kehidupan yang awalnya penuh cinta berubah drastis setelah keluarganya berantakan karena perceraian. Kehilangan orang-orang yang ia cintai dan kesepian yang terus menghantuinya membuatnya merasa terjebak dalam kegelapan tanpa ujung. Setiap senja yang datang seakan menggambarkan hari-hari yang berlalu dalam kehampaan, tanpa harapan atau kebahagiaan.
Namun, takdir mempertemukannya dengan Elandra, seorang pria yang juga memiliki luka batin dari masa lalunya. Elandra tidak datang sebagai penyelamat dalam hidup Aurora, melainkan sebagai sosok yang diam-diam memahami luka-luka yang sama. Ia menunjukkan bahwa kadang, berjalan dalam kegelapan bisa membuat kita menemukan cahaya yang tak pernah kita duga.
Hubungan mereka berkembang perlahan, tidak terburu-buru. Aurora, yang awalnya sulit mempercayai orang lain, menemukan kenyamanan dalam kehadiran Elandra. Bersama, mereka belajar bahwa meski senja membawa kegelapan, ia juga merupakan pertanda bahwa hari baru akan datang, membawa cahaya yang lebih terang.
Dengan waktu dan kehadiran Elandra di sisinya, Aurora mulai menyadari bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan atau didapatkan secara instan. Itu adalah perjalanan, sebuah proses penyembuhan yang terjadi perlahan. Bersama Elandra, Aurora tidak hanya menemukan cinta, tetapi juga dirinya sendiri-seorang wanita yang mampu bangkit dari masa lalunya dan meniti senja menuju cahaya yang lebih indah.
Edgar merasa beruntung memiliki flora sebagai kekasihnya. Tak peduli jika flora adalah gadis nerd disekolahnya.
Hanya orang bodoh yang tak menyadari betapa sempurnanya seorang flora ayumi maharani.