Glissando Butterfly
  • Reads 390
  • Votes 7
  • Parts 2
  • Reads 390
  • Votes 7
  • Parts 2
Ongoing, First published Sep 04, 2024
Mature
Senandika indah, bertalu di pikiranku, seakan menjatuhkan pertanda akan datangnya kupu-kupu yang beralun, beterbangan secara bebasnya menemani petualanganku mencari cahaya yang tak kunjung terlihat di sudut mataku. Kupu-kupu cantik inilah yang mungkin menjadi pertanda bagiku menjalani semua ini, namun apa iya?


Disclaimer :

CERITA INI ADALAH FIKSI. WHAT HAPPEN IN THESE PAGE, LET KEEP IT SAFE IN THIS PAGE. IF ANYONE FEEL ANNOYED ABOUT THIS STORY, LET ME KNOW IN THE COMMENT SECTION.
All Rights Reserved
Sign up to add Glissando Butterfly to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
Choose Family  cover
Duke's Grip cover
Stars Behind the Darkness 2 cover
BABY CHANIE cover
After Graduation cover
Kesayangan Bunda cover
OUR SECRET (SKYNANI X PONDPHUWIN)  cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
THE BOSS BABY cover

Dosa Ku

1 part Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.