For The King's Pleasure
  • Reads 7,896
  • Votes 1,049
  • Parts 12
Sign up to add For The King's Pleasure to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
BILLIONAIR'S WIFE by jemyadam
7 parts Complete Mature
Talisa bekerja sebagai tukang bersih-bersih di rumah seorang billionaire misterius, dia harus sudah pulang sebelum jam 5 sore. Talisa tidak pernah bertemu dengan pemilik rumah, sampai suatu hari Talisa yang kelelahan bekerja tidak sengaja tertidur di sofa sampai hari sudah gelap. Talisa terkejut karena mendengar suara pintu garasi terbuka. Talisa buru-buru bangun karena seharusnya dia sudah pulang, tapi suara mobil yang baru memasuki garasi membuat Talisa penasaran. Sudah lama Talisa penasaran dengan sosok Calvin Alexander. Dengan langkah pelan Talisa iseng mengintip ke garasi. Ternyata Calvin Alexander masih sangat muda bertubuh tinggi tegap dan sangat tampan. Talisa masih mengintip penasaran ketika tiba-tiba dibuat terkejut dengan bungkusan dalam kantong plastik sampah besar yang baru Calvin keluarkan dari dalam bagasi mobil. Suaranya berdebum berat ketika terjatuh di lantai. Talisa reflek bersembunyi dengan jantung berdebar dan sialnya ponsel di saku Talisa malah berbunyi. Calvin sigap menoleh waspada, kondisi garasi agak gelap. Talisa meringkuk bersembunyi dengan jantung terus berdebar. Sampai beberapa saat Talisa menunggu tidak ada suara ataupun langkah kaki. Talisa pikir sudah aman tapi tiba-tiba Calvin meloncat muncul di hadapannya untuk langsung mencekik leher Talisa. Beruntung Talisa memiliki bekal beladiri dasar untuk menyelamatkan diri. Talisa berhasil berkelit lolos, dia berlari ke arah pintu garasi yg masih setengah terbuka untuk kabur. Tapi sial, Talisa jatuh tersungkur kelantai karena menendang kantong plastik hitam yang tadi Calvin keluarkan dari bagasi. Talisa buru-buru merangkak bangkit dan langsung menjerit. Talisa melihat tangan pucat wanita menjulur keluar dari dalam kantong plastik. Calvin menerkam tubuh Talisa, membekuk dan menjeratnya sampai tidak berkutik untuk dia sekap. Talisa telah menjadi saksi pembunuhan, dia tidak akan dibebaskan, atau mungkin malah akan dihabisi.
You may also like
Slide 1 of 20
Sweet Passion cover
Find Your Monster cover
Mistake With Uncle (SAB) cover
ALL ABOUT YOU (BROKEN HEART SERIES #4) cover
Mr. Lawyer, Help Me (JUM) cover
Scandalous Love with The Boss cover
Mr. Prince, Bite Me (SAB) cover
Crazy Control (SAB) cover
Sold to The Devil - a dark romance cover
Mistake With Boss (SEN) cover
Hot Mafia ( 21+)  cover
Love In Distance (FF) cover
Masked man at thr dance  cover
Mr. Mafia, Hug Me (KAM) cover
When We Kiss cover
Shadow and Light cover
My Beloved Baby (MIN) cover
BILLIONAIR'S WIFE cover
Lady Emperor (RAB) cover
My Husband My Badboy! 21++  cover

Sweet Passion

20 parts Ongoing

"Siapa bilang kita orang asing?" ujar Sophia sembarangan. "Kau Harvey, aku Sophia. Hmm?" Ia kini melingkarkan kedua lengannya di sekeliling leher pria itu sambil mendongak menatap wajah pria itu. "Kau datang sendirian." Pria itu tersenyum kecil. "Aku juga sendirian." "So?" Sophia tidak tahu bahwa alkohol bisa membuat seseorang merasa begitu seksi dan hidup. Ia mendekatkan tubuhnya pada tubuh pria itu dan tersenyum saat merasakan satu tangan pria itu kini berpindah ke punggungnya dan mengusapnya pelan. "So... I really wanna kiss you, Harvey." Sophia tak lagi berpikir saat ia mendekatkan bibirnya pada pria itu dan menciumnya. Sophia memejamkan mata dan mengerang terkejut saat Harvey membalas ciumannya. Sejenak akal sehatnya berbisik pada Sophia, menyuruhnya untuk berhenti tapi ketika pria itu mengeratkan pelukan mereka dan bagaimana rasanya kupu-kupu beterbangan di dalam perut Sophia, ia melupakan segalanya. Ciuman pria itu seperti sengatan listrik yang mengejutkan di awal tapi kemudian mengalirkan gairah hangat yang memanaskan darah Sophia yang memang sudah panas oleh alkohol. Pria itu kini menyetir gairahnya. Ia mengerang tanpa sadar. "Kau masih ingin berdansa, Sophia?" bisik pria itu serak saat dia mengangkat kepalanya menjauhi Sophia. Sementara itu Sophia benar-benar tidak bisa berpikir. "Take me home."