"Makasih yaa" ucap Zura
"Makasih buat apa? " tanya Sandy
"Makasih atas motivasinya ya , San. Makasih, udah bikin aku sampai sejauh ini. Aku sangat berterimakasih atas pertemuan dan kebersamaan yang pernah kita lewati "
Ucap Zura, seraya menahan tangis nya
Sandy bergeming tak tau akan mengucap apa. Dia ragu akan apa yang ia rasakan. Dia ragu, tebakan nya tentang Zura benar atau salah.
"udah, cuma itu ajah. Aku janji gak akan ganggu kamu lagi, San. Cuma kali ini ajah. Assalamu'alaikum, San"
Lirih Zura.
"Wa'alaikumsalam, Zura" Jawab Sandy, lirih.
Ia tak menyangka bahwa Zura memilih semua keputusan itu karna dirinya, ia tak tau akan berkata apa. Ia bingung dengan kejadian malam ini. Seseorang yang ia kenal tak pernah dekat dengan laki-laki manapun, memberanikan diri meneleponnya . Entah ada apa dengan Zura. Ia masih tak paham, sebab kejadiannya terlalu cepat.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.