Nyatanya, mereka bertiga tidak sebahagia yang orang lain pikirkan.
Di balik tawa dan senyuman yang mereka tunjukkan, terselubung luka yang tak seorang pun mampu melihat.
Taufan yang ingin diakui keberadaannya.
Ice yang mendambakan kebebasan.
Dan Thorn yang haus akan apresiasi dari sang Bunda.
Taufan terus mencoba membuktikan dirinya sendiri, berusaha untuk diakui, meski dirinya seringkali tak dihargai.
Ice, meskipun selalu tampak tenang, namun ia terjebak dalam batasan tubuhnya yang rapuh, bermimpi bisa merasakan bebasnya dunia tanpa halangan apapun.
Thorn, dengan segala usahanya, merasa tak pernah cukup baik untuk mendapatkan kasih sayang yang tulus dari sang Bunda.
Di dunia yang mengagumi harmoni, tak ada yang tahu bahwa kehancuran perlahan mulai menghantui.
Tapi, sampai kapan mereka bisa bertahan dalam diam? Sementara hati mereka perlahan terkikis oleh kesedihan yang mendalam.
Tidak ada yang pernah menyadari apa yang terjadi pada sang pangeran bungsu, Solar. Di mata semua orang dia selalu tampil baik-baik saja.
Apakah benar begitu kenyataannya?