Half Soul Butterfly

Tiffany duduk di meja kerjanya, menatap layar komputer sambil tersenyum tipis. Di luar, dia adalah wanita berusia 29 tahun yang terlihat sempurna-pekerjaan mapan, keluarga yang harmonis, dan segalanya tampak baik-baik saja. Orang-orang mengenalnya sebagai sosok yang hangat dan selalu punya cerita lucu tentang keluarganya yang "bahagia". Semua orang ingin berada di sekelilingnya, bahkan bosnya sering memberikan pujian atas kinerjanya.

Tapi di dalam, Tiffany hidup dalam kebohongan yang sudah terlatih. Di rumah, ayahnya sering melampiaskan amarah dengan tangan kasar, saudara perempuannya sibuk membangun dinding keangkuhan yang semakin tebal, dan saudara laki-lakinya lebih peduli pada masalah orang lain daripada keluarganya sendiri. Ibunya? Selalu menjadi tempat Tiffany berpura-pura-tempat di mana ia bisa mengatakan bahwa hidupnya penuh teman dan pekerjaan yang menyenangkan, sementara kenyataan terasa begitu sepi dan penuh luka tersembunyi.

Dia selalu panik setiap kali ada yang ingin datang ke rumah. Hatinya berdegup kencang, takut kalau mereka akan melihat kenyataan pahit yang dia sembunyikan dengan rapat. Apa yang akan mereka katakan jika melihat kehidupan keluarganya yang hancur berantakan? Mungkin mereka akan menertawakannya, merasa iba, atau yang lebih parah-membongkar rahasia yang sudah lama dia sembunyikan