Kisah dua orang manusia dalam memaknai waktu. Masa lalu, masa kini, dan masa depan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Saling terkait dan Saling terikat. Kadang waktu berjalan begitu cepat, tak jarang pula terasa lebih lambat. Begitu fana. Seperti kata Pak Sapardi; yang fana adalah waktukan?
"Sal, gue pernah dengar katanya hanya tiga hal yang bisa membuat manusia itu lebih abadi melampaui usianya yang fana."
"Apa?"
"Menikah dan punya anak, menanam pohon, dan yang terakhir menulis buku."
"Ketiga hal itu akan tinggal lebih lama di dunia walau kita pergi lebih dulu ya Ron?
Laki-laki itu hanya mengangguk. Bibirnya mengukir seutas senyum. "Sal, lo sudah banyak menulis dan gue sudah banyak menanam pohon diberbagai tempat. Lo mau nggak menciptakan keabadian yang lain bareng gue?"
"Menikah dan punya anak?" Tanya si perempuan memastikan.
Dua orang manusia yang sama-sama berusaha meninggalkan jejak di bumi. Salfira seorang penulis dan juga pengarsip cerita masa lalu dan Zaron seorang aktivis lingkungan dan ketahanan pangan, menjaga bumi untuk masa depan. Akankah masa kini mampu menciptakan keabadian lain untuk mereka?
Demi masa. Jika waktu memanglah fana, maka biarlah mereka berusaha tetap abadi.
Kayela hanyalah gadis yang selama ini tinggal bersama mamanya yang pemarah dan kasar. Ia harus menuruti segala perkataan yang dilontarkan mamanya jika tidak ingin dikunci di dalam kamar seharian untuk dipaksa belajar.
Ketika mamanya meninggalkan ia sendirian di dunia ini, Kayela tidak pernah berpikir bahwa sosok ayah yang selama ini absen dalam hidupnya tiba-tiba menunjukkan diri. Akan tinggal bersama dan memulai kehidupan baru, dapatkah Kayela menerima kehidupan barunya dengan sang ayah dan empat kakak laki-lakinya? Pun, bisakah ia mempercayai mereka di saat bayangan mimpi buruknya selalu menghantui?
[hasil gabut bulan Februari 2024, no editing process, banyak gunakan bahasa inggris]