14 parts Ongoing Fajar, seorang HRD di perusahaan startup Jakarta, menjalani hidup seperti spreadsheet: rapi di permukaan, hampa di dalam. Ia baru saja keluar dari hubungan gelap dua tahun dengan seorang pria beristri-kisah yang tidak pernah benar-benar dimulai, dan justru membusuk dalam diam.
Sejak itu, hidup Fajar tersusun dari denial dan Diet Pepsi.
Ia tidak menyebut dirinya kesepian, hanya "sibuk."
Ia tidak bilang dirinya terluka, hanya "butuh waktu."
Tapi setiap pagi, ia meneguk soda dingin di kos-kosan kecilnya dan berharap tubuhnya tidak terasa terlalu nyata.
Malam-malamnya dipenuhi gula sintetis, makanan delivery, notifikasi kosong, dan pertanyaan dalam kepala yang tidak pernah dijawab.
Hingga suatu malam, di depan kulkas minimarket 24 jam, ia bertemu seorang laki-laki eksentrik yang memanggilnya dengan cara yang belum pernah dilakukan siapa pun: lewat tubuhnya.
Bukan rayuan. Bukan ancaman. Tapi lewat rebusan jahe, lewat larangan halus untuk tidak memesan ojek, lewat tantangan untuk jalan kaki dua blok.
Namanya Kelam.
Ia hadir seperti seseorang yang tidak pernah diundang, tapi entah kenapa tahu seluruh isi lemari Fajar-termasuk yang terkunci rapat.
Kelam membawa botol jamu, jaket tambalan, dan logika dunia yang tidak selalu rasional. Tapi kehadirannya membuat waktu terasa lebih lambat. Lebih penuh. Lebih menakutkan.
Karena yang paling Fajar takuti bukan orang asing...
Tapi orang yang melihatnya terlalu jelas, tanpa pernah diminta.
Siapa sebenarnya Kelam?
Kenapa ia tahu terlalu banyak?
Dan kenapa tubuh Fajar merasa lebih hidup setiap kali ia datang?
Pertemuan ini membuka satu pintu kecil dalam hidup Fajar.
Pintu yang tidak pernah ia berani buka sendiri.
Tapi setelah terbuka... tak ada yang bisa kembali persis seperti sebelumnya.