Di suatu sore yang cerah, ketika matahari mulai merunduk di ufuk barat, lima remaja laki-laki : Sing, Leo, Wain, Gyumin, dan Davin memutuskan untuk menjelajahi gedung sekolah terbengkalai yang terletak tak jauh dari sekolah mereka. Mereka mendengar desas-desus bahwa tempat itu menyimpan banyak misteri dan kenangan yang terlupakan.
Saat mereka memasuki gedung, bau lembab dan debu menyambut mereka. Dinding-dinding yang retak dan jendela yang pecah menciptakan suasana angker, tetapi rasa ingin tahu mengalahkan ketakutan mereka. Saat mereka menyusuri lorong-lorong yang sepi, suara tawa dan obrolan mereka menggema, membuat tempat itu terasa sedikit hidup kembali.
Di tengah pencarian mereka, mereka bertemu dengan seorang remaja lain yang ternyata juga tengah menjelajahi gedung tersebut. sosok remaja yang pendiam namun observan, langsung menarik perhatian Sing dengan keahliannya dalam merasakan suasana. Leo yang ceria dan selalu bisa menghibur, membuat suasana menjadi lebih hangat.
Mereka pun mulai berbagi cerita dan pengalaman satu sama lain. Sing yang biasanya pendiam, menemukan kenyamanan untuk berbicara tentang hobi menggambarnya. davin, yang selalu bersemangat, menceritakan impiannya untuk menjadi musisi. Wain, yang selalu skeptis, mulai mengungkapkan pandangannya tentang kehidupan. Gyumin, yang humoris, membuat semua orang tertawa dengan leluconnya.
Kini, gedung sekolah terbengkalai bukan lagi tempat angker bagi mereka, melainkan simbol dari sebuah awal yang baru, sebuah tempat di mana sembilan remaja, dengan karakter yang berbeda-beda, menemukan satu sama lain dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan, inilah kisah mereka dimulai.
anak laki-laki yang tumbuh dengan keadaan fisik kurang sempurna, tragedi jatuhnya pesawat lion air membuat zayyan harus kehilangan kedua orangtuanya. hampir dipatahkan oleh pikiran terpuruknya, namun dirinya tetepa tidak memilih untuk menyerah, dirinya selalu bersyukur dan selalu berusaha agar berhasil mencapai cita-citanya.
"Katanya, rumah adalah tempat dimana kamu bisa pulang dan berbahagia. Katanya, rumah adalah tempat kamu beristirahat dari semua aktivitas kehidupan. Dan katanya, rumah adalah tempat dimana kamu menemukan orang-orang terkasihmu didalamnya. Tapi bagaimana dengan rumah yang didalamnya hanya ada rasa sedih, bagaimana dengan rumah yang didalamnya sudah tidak ada lagi orang-orang terkasih. Apakah rumah tersebut masih bisa dianggap rumah seperti yang orang-orang bilang?"
"zayyan, laki laki hebat yang pernah gue temu di dunia. seberat apapun cobaan yang sang pencipta berikan tidak ada kata menyerah dalam dirinya, bahkan ia tidak pernah sekalipun menghakimi tuhan karena Skenario yang tuhan tulis untuknya."
"Pulang zaa, pulang kerumah yang ada gue nya! Bukan kerumah yang lain!"
"Tolong hidup lebih lama lagi ya, za. Berbahagialah terlebih dahulu bersama kami, sampai semua kesempatan bahagiamu terpenuhi."
"Hidup gue sepi, tapi untungnya gue punya mereka semua yang selalu ada dan buat suasana jadi lebih ramai."
"Apa laki-laki yang kehilangannya kedua orangtuanya ini masih pantas untuk mencari kebahagiaan nya?"