Lima anak dari masa depan mendarat di Malfoy Manor, markas pelahap maut.
Mereka bukan sekadar anak-anak dari keluarga penyihir besar. Mereka adalah keturunan dari mereka yang telah melawan, bertahan, dan bertempur di dalam pertempuran terbesar dunia sihir, Perang Dunia Sihir Kedua. Namun, meski masa depan mereka tampak aman, ada sesuatu yang gelap dan tak terduga mengintai dari bayang-bayang sejarah.
"Apakah kamu yakin ini ide yang baik?" tanya Rose, suaranya lembut tapi tegas. Matanya yang cerdas menyorot penuh keraguan, namun tak bisa menyembunyikan rasa ingin tahunya.
Scorpius menatapnya dengan tenang, "Kita tidak akan tahu jawabannya sampai kita mencobanya." Dia memutar Time Turner, jari-jarinya bergetar halus.
"Kalau ini salah, kita bisa merusak segalanya," gumam Albus, suaranya sedingin tatapannya. Meski ia putra Harry Potter, ada sesuatu dalam dirinya yang berbeda sebuah beban tak terlihat yang selalu menyelimuti pikirannya.
James, yang biasanya ceria, kali ini terdiam. Meski dia dikenal sebagai playboy yang sembrono, momen ini terlalu serius bahkan untuknya.
Tanpa banyak bicara lagi, Scorpius memutar Time Turner sekali lagi, lebih kencang, dan seketika, mereka semua ditarik ke dalam pusaran waktu. Dunia di sekitar mereka memudar, dan mereka terlempar jauh ke dalam masa lalu.
"Apa yang telah kita lakukan?" bisik Cassiopeia, suaranya menggigil.