Sejak pertemuannya dengan Nero Mavendra di danau itu, hidup Fabulla bisa dikatakan tidak tenang lagi. Lelaki itu seringkali menampakan diri di hadapannya, bersikap seakan-akan Fabulla adalah miliknya. Bukan dalam artian kekasih, melainkan Nero menjadikan Fabulla sebagai budak nya. Dia bersikap semena-mena terhadap Fabulla, menyuruhnya melakukan ini itu dan juga seringkali mengerjainya, membuat Fabulla merasa muak. Namun, ada hal yang membuat Nero bersikap seperti itu, sebuah rahasia yang membuatnya harus selalu terikat dengan Fabulla. Seolah ada tali tak kasat mata yang mengikat mereka berdua. Sampai berjalannya waktu, Nero terjebak dalam permainannya sendiri. Permainan yang awalnya ia ciptakan untuk mengendalikan Fabulla, kini justru mulai mengendalikan dirinya. Nero mulai merasakan dampak dari perilakunya, dan ia pun mulai bertanya-tanya, apakah ia masih memiliki kendali atas hidupnya sendiri? Atau apakah ia telah jatuh cinta kepada Fabulla?