"Kak Jiro, kau akan kembali, kan? Artha masih di sini, selalu menunggu... di Laut Bahagia yang pernah jadi milik kita." Suara Samudra Artha Gumelar terdengar lirih, bergetar bersama angin yang menyapu wajahnya. Kedua mata hitamnya tak pernah lepas dari cakrawala, seolah mencari sosok yang telah lama hilang di tengah lautan.
Di balik prestasi sempurna dan senyuman yang terlihat dari luar, Artha terperangkap dalam dunia tuntutan tanpa akhir dari orang tuanya. Setiap langkahnya diawasi, setiap kesalahan dihukum, dan kebahagiaannya hanya ilusi.
Ketika hidupnya semakin gelap, Jiro Alvindra-saudara tiri yang selama ini tak pernah ia kenal-hadir. Berbeda dengan keluarganya yang kaku, Jiro menawarkan Artha sesuatu yang tak pernah ia rasakan: kebebasan. Namun, jalan keluar dari belenggu keluarga tidaklah mudah.
Dapatkah Artha melepaskan diri dari ekspektasi yang menghancurkannya dan mempercayai Jiro untuk , membantunya menemukan kebahagiaan sejati?
Kisah dua saudara tiri yang akan saling bergandengan tangan melewati ombak riuh untuk menuju kebebasan dan kebahagiaan.
Karya pertama saya, tolong support dengan like, command and follow. Terima kasih.
Happy reading.
" 'Lauhul mahfudz' antara qobiltu atau innalilahi, antara kita dan malaikat izrail, antara kapan dan kafan, dan antara Ar Rahman dan yasin"
Menceritakan tentang Afhia Latifah Az-Zahra yang harus masuk pesantren dan di jodohkan dengan anak pemilik pesantren yang bernama Muhammad Zayyan Al Malik. Seorang Fhia yang berjuang karna mengidap penyakit tanpa sepengetahuan keluarga dan temannya kecuali sang adik ipar, Fhia yang harus mengetahui bahwa suaminya mencintai wanita lain, seorang Fhia yang berjuang mendapatkan cinta sang suami.
Akankah Fhia bisa meluluhkan hati suaminya?
Dan akankah Fhia bisa sembuh dari penyakitnya?
"Mungkin ada kata sulit untukku mencintaimu. Jika aku tidak melibatkan Allah dalam perjalananku"
-Muhammad zayyan al-malik-
"Apa mungkin tidak akan ada kata pantas untukku bersanding denganmu"
-Afhia Latifah Az-Zahra-