HANYA UNTUK BACAAN PRIBADI (terjemahan langsung dari google)
Summary:
Keluarga Lao Li akhirnya melahirkan seorang anak perempuan! Sayang sekali kita berada di jalan untuk melarikan diri...
Ny. Li: Apa yang harus aku lakukan? Bayi saya ada benjolan dan tidak ada susu untuk diminum!
Jiayin memuntahkan gelembung air liur dan melambaikan tangan kecilnya: "Jangan takut, aku punya tempat, bawalah jatahmu sendiri!" lalu...
Li Laosi: Bu, saya mengambil seekor kambing perah di pinggir jalan!
Istri Li Laosi: Bu, kelinci ini menabrak pohon dengan sendirinya!
Li Laosan: Bu, saya pergi mengambil air, dan ikan besar itu melompat ke dalam ember!
Istri Li Laosan: Bu, segenggam nasi bisa menghasilkan sepanci nasi!
Ny. Kepala Li berdengung. Dengan restu dari leluhurnya, dia melahirkan seorang gadis kecil yang beruntung, yang akan mensejahterakan keluarganya begitu dia lahir! Alhasil, saat saya berbalik, ada setumpuk kurma, apel, dan pir di atas kang...
Ny. Li: "Tunggu sebentar! Fu Niu'er, biarkan nenek pelan-pelan. Kami memiliki hal-hal yang baik, tetapi kami harus mengeluarkannya perlahan-lahan!"
Li Jiayin: Hehehe
cover by pinterest!
Serayu harus merelakan tubuhnya digunakan sebagai objek pemuas nafsu dari pria bernama Banyuadjie layaknya seorang pelacur. Namun, semuanya tidak bisa se-sederhana itu ketika keduanya ternyata pernah mengarungi bahtera rumah tangga sebelum pengadilan agama memutuskan semuanya.
Lima tahun berlalu setelah surat perceraian itu dikabulkan oleh pengadilan agama. Pernikahan singkat antara Serayu dan Banyuadjie seolah masih meninggalkan setumpuk permasalahan yang masih rumpang. Apalagi setelah calon bayi mereka meninggal lalu di hari yang sama surat gugatan dari Serayu dilayangkan tanpa kesepakatan.
Luka, dendam, dan cinta yang masih tersisa seolah melebur menjadi satu. Lalu semuanya semakin rumit ketika Serayu tahu bahwa sampai kapan pun dia bukanlah wanita yang diinginkan oleh Banyuadjie.