Duduk bersama dan membicarakan banyak hal. Menyantap bekal makan siang pada jam istirahat dengan persatuan lauk pauk yang beragam dalam satu perkumpulan melingkar. Lelucon demi lelucon menyenangkan, lengkap dengan segala penyokong yang berkilauan. Sungguh definisi suatu gambaran menakjubkan yang kerap kali tertera di kebanyakan damba. Namun tidak banyak yang benar-benar bisa melihat bahwasanya bersamaan dengan semua itu akan selalu ada harga yang harus dibayar. Ditengah pergolakan alot yang terus terpupuk dari waktu ke waktu, darah muda Alna tak ubahnya justru kian menggebu. Seolah-olah begitu saja disuguhkan sebuah akses menuju suatu gerbang raksasa dimana ia dibuat terombang-ambing hebat di antah-berantah setelah melewatinya. Yang ketika itu juga, bertepatan sebelum mendekati musim-musim ujian di semester lima putih abunya. Ya, di semester 5. Di S5.