"Aku sudah memperingatkanmu sebelumnya, Shofia. Jika kau mengingkari janji, kau akan tahu akibatnya. Dan percayalah, kau tak akan bisa melarikan diri lagi dariku," ujar Louis.
"Apa pun yang terjadi, aku tidak akan pernah jadi milikmu. Kau bisa menghukumku, Louis, tapi kau tak bisa memenjarakan jiwaku!"
"Oh, Shofia... kau tak mengerti, ya? Ketika kau mengingkari perjanjian kita, bukan hanya tubuhmu yang akan terperangkap di sini. Aku akan memastikan seluruh keberadaanmu, pikiran, hati, dan jiwamu tetap berada di bawah kendaliku... selamanya."
Shofia kini menyadari bahwa segala yang Louis lakukan, janji manis, perhatian berlebihan, dan perlindungannya yang konon demi kebaikan Shofia semuanya hanyalah jebakan.
Louis, si putra mahkota, telah mengorbankan apa saja, menghapus siapa saja yang dianggap penghalang, melakukan hal-hal mengerikan yang tidak pernah ia bayangkan, hanya untuk memiliki Shofia sepenuhnya.
Dulu, Shofia mungkin terlalu naif, bodoh, bahkan percaya pada kata-kata manis Louis. Tapi sekarang, setiap tatapan Louis hanya memperlihatkan satu hal: ia adalah seorang iblis yang siap menghancurkan dunia hanya demi memastikan Shofia tak pernah bisa lepas dari cengkeramannya.
***
Mayor Teddy menyebut Diajeng Serena sebagai Ratu 1001 Modus. Dua tahun terakhir menjalin hubungan tanpa status tak membuat Teddy menjawab soal kepastian.
Lewat tuts piano setelah pertengkaran mereka kala itu, Serena menyuarakan perasaannya. Tentang sakitnya, tentang kecewa dan tentang ikhlasnya.
Serena pernah meminta Teddy mempersembahkan satu lagu untuknya yang ia abaikan, tapi kala itu tanpa diminta Teddy menekan tuts piano demi Serena.