Tunggu Sejenak Ini Belum Saatnya

Delapan belas tahun.

Pada usia delapan belas tahun, soal hati selalu datang hingga sulit untuk ditafsirkan. Ia bagai lorong panjang dengan bayangan hitam, terkadang ia adalah persimpangan di antara masa lalu yang memenjara dan masa depan yang mengikat.

Pada delapan belas tahun yang membakar, cinta selalu datang tanpa permisi-selayaknya api yang menelan kayu. Seringkali hati selalu jatuh tanpa peta, tanpa kompas dan tanpa tau kepada siapa-hingga disesatkan labirin.

Atas mata-mata yang menyempit dan pandang-pandang yang tersirat-kau tak sengaja mengisinya di hati yang kosong.

Maka, di ujung nanti mari kita jatuh suka.

"Gak ada yang jahat, tapi, setiap perasaan harus ada yang dikorbankan."