Filosofi Diri [Tamat]

Soal bagaimana diri digambarkan, soal bagaimana diri diperlakukan, soal bagaimana diri memberi reaksi. Soal Langga sebelum raganya mati, soal dia yang berjuang sendiri untuk diri. Soal ia yang mempertahankan diri setengah mati.

Kabar baiknya ditengah jalan dia bertemu gunung, bertemu hujan, bertemu langit, bertemu laut. Tak pernah kembali dirasanya sepi dikala itu, karena keempatnya selalu berbondong-bondong mengikuti langkahnya beriringan. Tak pernah lagi didengar lirihnya suara angin malam sepi yang menemani, sekarang ada ruang untuk gelak tawa sampai perdebatan kecil yang menyapa telinga.

Sekarang sesulit apapun jalan yang dilewati diri, tak kembali merasa putus asa karena tak lagi sendiri. Semua jalan tajam berduri cukup berarti. Ia akan tertawa dengan secangkir kopi dengan luka baru yang dibebat disekujur kaki. Tak pernah lagi terpikirkan olehnya untuk berhenti, setelah semua yang dijalani.

"Aku tidak mau mati ... tidak mau."