Kenzo adalah siswa kelas 11 yang dikenal sebagai sosok dingin dan pendiam di sekolahnya. Penampilannya yang selalu terlihat tenang dan cenderung tidak peduli membuat banyak teman-temannya merasa segan mendekatinya. Bagi Kenzo, sekolah hanyalah rutinitas membosankan yang harus dijalani, hingga suatu hari Rachel datang.
Rachel, siswi pindahan dari Bandung, membawa suasana baru yang segar ke sekolah. Sifatnya yang ceria, ramah, dan penuh semangat membuatnya mudah bergaul dengan siapa saja. Namun, di balik senyumnya yang hangat, Rachel menyimpan kisah masa lalu yang membuatnya sedikit tertutup.
Awalnya, Kenzo tak pernah tertarik dengan kehadiran Rachel. Baginya, Rachel hanyalah siswi baru seperti yang lain. Namun, perlahan-lahan, kepribadian Rachel yang selalu berusaha memahami dan mendekati Kenzo membuat hatinya mulai luluh. Dari sering berpapasan di lorong sekolah hingga duduk bersebelahan di kelas, perasaan yang tak pernah dirasakannya mulai tumbuh.
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan sekolah, Kenzo dan Rachel mulai saling mengenal lebih dalam. Kenzo yang awalnya dingin dan tak peduli, mulai terbuka sedikit demi sedikit, sementara Rachel menemukan sosok Kenzo yang berbeda dari apa yang terlihat. Keduanya menjalani hari-hari penuh cerita, tawa, dan canggung, di mana sekolah menjadi saksi tumbuhnya perasaan yang tak terduga.
Apakah kehangatan Rachel mampu mencairkan hati dingin Kenzo? Atau justru masa lalu Rachel yang akan menjadi ujian bagi hubungan mereka? "Aku, Kamu, dan Sekolah" adalah kisah tentang dua hati yang bertemu di tengah rutinitas sekolah, belajar memahami perasaan dan menerima satu sama lain, meski berbeda.
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan