Vinnie, seorang perempuan yang tempramental dan pemarah, selalu merasa terjebak dalam dunia yang tidak mengerti emosinya. Arkan, laki laki yang angkuh dan sinis, dijauhi tapi dikagumi banyak orang, sayangnya ia akan menjadi musuh utama Vinnie. Keduanya terlibat dalam konflik yang tak berujung, saling mencari celah untuk menjatuhkan satu sama lain. Namun, ketika keadaan tak terduga memaksa mereka untuk tinggal bersama, mereka terpaksa menghadapi kenyataan yang lebih dalam. Dalam kebersamaan itu, Vinnie dan Arkan mulai menemukan kelemahan satu sama lain. Vinnie menyadari bahwa di balik sikap dingin Arkan tersembunyi rasa kesepian, sementara Arkan menyadari bahwa kemarahan Vinnie adalah bentuk perlindungan dari rasa sakit yang mendalam. Seiring waktu, momen mereka berubah menjadi sebuah pemahaman yang rumit. Namun, saat mereka berada di luar, mereka kembali menjadi musuh yang dikenal oleh teman-teman dan lingkungan mereka. Mereka berjuang untuk menyembunyikan kedekatan yang berkembang sambil tetap mempertahankan citra masing-masing. Dalam perjalanan ini, keduanya harus menghadapi pertanyaan sulit: apakah mereka akan terus menjadi musuh di depan orang lain, atau berani menunjukkan sisi lain dari diri mereka yang sebenarnya? Ketegangan antara harmonis dan kebencian pun semakin mendalam, menguji batasan emosional mereka. Akankah Vinnie dan Arkan menemukan jalan untuk saling menerima, atau akankah mereka terjebak selamanya dalam pertarungan mereka? "Gue benci lo, Arkan." "Gue benci lo juga, Vinnie." "Tapi gue gak bisa kalau gak ada lo." "Gue juga gak bisa kalau lo pergi."All Rights Reserved
1 part