Sebuah kisah cinta yang berlangsung selama tujuh tahun adalah perjalanan panjang yang penuh dengan kenangan, tawa, perjuangan, dan harapan masa depan. Dalam tujuh tahun itu, kedua pasangan telah melewati berbagai tahap, mulai dari saling mengenal, tumbuh bersama, hingga merencanakan kehidupan yang lebih serius. Mereka telah mengatasi konflik, berbagi mimpi, dan menjalin ikatan yang kuat.
Namun, seiring waktu, realitas mulai meretas harapan mereka. Mungkin ada perbedaan visi, impian yang tidak lagi sejalan, atau masalah yang terus berulang tanpa solusi. Dalam tujuh tahun, keduanya menyadari bahwa meskipun mereka saling mencintai, cinta saja tidak cukup untuk menyelamatkan hubungan. Muncul rasa jenuh, frustrasi, atau bahkan kelelahan emosional karena usaha yang terasa sia-sia. Mereka mungkin mencoba bertahan demi semua kenangan yang sudah mereka bangun, tetapi semakin lama, semakin terasa bahwa hubungan ini tidak lagi memberikan kebahagiaan seperti dulu.
Pada akhirnya, setelah perjuangan yang panjang, mereka memutuskan untuk berpisah. Keputusan itu terasa berat, seperti memutuskan sebuah tali yang telah mengikat mereka selama bertahun-tahun. Ada air mata, rasa kehilangan, dan penyesalan, namun juga kesadaran bahwa mungkin ini adalah jalan terbaik. Meski mereka telah berjalan bersama selama tujuh tahun, kini jalan mereka harus berpisah. Cinta mereka, yang pernah begitu kuat, kini menjadi kenangan indah namun juga menyakitkan di masa lalu.
Gaura Gyana harus menikah dengan Wirabadra Pangestu, karena sang kakak -Serena- menghilang tiba-tiba seminggu sebelum pernikahan dimulai. Gaura tidak bisa menolak, karena sebagai anak angkat, ia tidak berhak banyak menuntut. Ia bersedia menikah dengan Badra, meski gadis itu tahu jika bersamanya hanya sekadar pelampiasan untuk lelaki itu.