- Berbagi atap dengan sepupu mamanya yang hanya terpaut lima tahun mungkin terdengar biasa saja, tapi tidak bagi Kia. Kedatangan Iril, paman muda yang dulu sering mengomentari hidupnya dengan nyinyir, kini membawa kegelisahan baru. Bukan hanya karena tingkahnya yang masih sama menyebalkannya, tapi juga karena sikap Iril yang seringkali melewati batas. Kia berusaha menjaga jarak, tapi Iril selalu punya cara untuk mendekatinya -entah dengan candaan tak terduga, sentuhan tiba-tiba, atau godaan yang sulit diabaikan. Di antara perasaan campur aduknya, Kia mulai bertanya-tanya: apakah sikap Iril hanya sekadar gurauan atau ada maksud tertentu di balik semua itu? Berdasarkan sikap Iril yang semakin di luar toleransinya, Kia pun berusaha membangun benteng tinggi. Berusaha agar tak jatuh cinta dengan pesona Iril yang semakin hari membuat perasaannya terasa ganjil. *** "Mas Iril itu mesum, mengakui perasaannya sama saja dengan menjebloskan diri dalam bahaya. Apalagi, kami tinggal dalam satu atap yang sama. Jatuh cinta sama dia? Tentu saja tidak. Langkahi dulu mayatku" >> Kiara Andira Pradipta