Bima, seorang remaja yang dikenal dengan ketekunannya dalam bermain basket, selalu menghabiskan sore harinya di lapangan sekolah. Setiap kali ia bermain, ia merasa bebas-menyalurkan energinya ke dalam setiap lemparan bola dan gerakan lincah di atas aspal. Basket adalah pelarian bagi Bima, tempat di mana ia melupakan semua kekhawatiran dan tekanan. Namun, di luar lapangan, ada satu hal yang selalu mengganggu pikirannya-Riko, senior yang sering membully teman-temannya. Riko dan gengnya sering menindas teman-teman Bima, membuat mereka ketakutan dan tak berani melawan. Setiap kali Bima melihat teman-temannya dihina dan dipermalukan, amarah di dadanya berkobar. Sebagai seseorang yang selalu menjunjung keadilan, Bima merasa tak bisa lagi tinggal diam.