Story cover for Adakah Jodoh UntukKu by PuspusPuspus
Adakah Jodoh UntukKu
  • WpView
    Reads 508
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 36
  • WpView
    Reads 508
  • WpVote
    Votes 41
  • WpPart
    Parts 36
Complete, First published Sep 28, 2024
Muram dan mengurung diri.
Hari-hari yang hampir berulang terus menerus.  
Acapkali Aku keluar rumah, maka lontaran serta ejekkan itu akan terus tergiang dikepalaKu. 

Siapa mereka? 
Teman sekolah, tetangga bahkan kerabatKu sendiri. Yang paling menyakitkan adalah mereka, para orang-orang dewasa yang seharusnya memberikan penyagoman justru ikut andil dalam membuat bathin ini sakit hati. 
Air mata ini sudah terkuras dengan segala hinaan orang-orang. 
Lalu untuk apa lagi Aku bertemu dengan orang-orang diluaran sana?
Toh! Bathin ini hanya akan semakin terluka. 

"Rabbi.... Mengapa?
Mengapa takdirKu begini Ya Rabbi?
Rasanya tidak adil... "
All Rights Reserved
Sign up to add Adakah Jodoh UntukKu to your library and receive updates
or
#884dia
Content Guidelines
You may also like
Don't Talk About Money by catheryn99
55 parts Complete
Pernah ga sih? Kalian sekelas sama anak beasiswa yang ganteng banget, pinter banget, tapi juga sombong banget. Padahal dia tuh miskin banget :( Bukannya Irin judging nih, tapi pernah sekali waktu dia sekelompok sama Tama dan maksa buat kerkel di rumahnya untuk tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia, dan Irin baru tahu, ternyata di Jakarta masih ada ya rumah yang base nya dari kayu tanpa di semen. Letaknya dalam gang kumuh yang bau sampahnya kemana-mana. Tapi jujurly, kalian ga bakal lihat Tama seperti lingkungannya itu, walau dia juga ikut milah sampah yang bisa di daur ulang atau bisa dijual lagi sama bapaknya, semua hal ini yang mendukung Tama mendapat beasiswa untuk berkuliah di universitas terbaik, di tempat yang sama dengan Irin, lewat jalur surat keterangan tidak mampu. Tapi Irin sangat kagum sama Tama, bukan karena wajahnya aja yang tampan, walau hidup Tama terlihat jauh lebih susah dari Irin yang turun naik Jazz ke kampus, Tama ga pernah sekalipun terlihat mengeluh, ga kaya Irin yang perasaan hidupnya ngeluh mulu, malah pinter juga masih pinteran Tama, makanya Irin suka sama Tama, kalo kata Irin sih suka aja, ga yang gimana-gimana, tapi Irin tuh jadi suka ngintilin Tama, minta sekelompok sama Tama, minta diajarin Tama, mau makan bareng Tama atau bawain bahkan beliin Tama makanan, nawarin Tama balik bareng, mau main ke rumah Tama, sampai Tama tuh jengah, dan dari situ Irin menyimpulkan Tama sombong berikut berpemikiran sempit. "Kamu bisa ga? Ga usah dekat-dekat dengan saya? Saya ga butuh belas kasihan kamu, Irin. Jangan bawain saya makanan lagi, ga perlu tawarin saya pulang bareng kamu karena saya bisa sendiri. Jangan masuk ke dunia saya karena kamu tidak cocok. Kamu tidak perlu menempatkan diri sebagai saya karena kamu tidak tahu bagaimana kehidupan saya berjalan. Tapi di luar semua itu, saya bisa menjalankan hidup saya sendiri, tanpa bantuan kamu" Tapi, prinsip Irin tetap satu sejak awal. "Kamu lihat aja, kamu bakal balik dan ngemis cinta sama aku!"
F A K E ? [End] by zeevadeva__
58 parts Complete
[Follow sebelum baca] "Kamu dimana?" Rheva menatap lurus ke depan tepat dimana sepasang remaja saling bermesraan. "Aku di rumah, sayang" jawab seseorang di sebrang sana yang tidak lain ialah Alvaro sambil mengelus puncak kepala seseorang yang bersandar di bahunya. Yang tidak lain, ialah Agatha. Rheva tersenyum kecut dan berusaha menahan air matanya. "Madep belakang coba" Alvaro menyernyit bingung namun tak urung mengikuti perkataan Rheva dari sambungan teleponnya. Alvaro memalingkan wajahnya dan menghadap ke belakang setelah menyuruh Agatha untuk duduk tegap kembali. Alvaro terpaku saat melihat Rheva berdiri tidak jauh di depannya. Memutuskan sambungan telepon sepihak, Rheva langsung bergegas pergi saat Alvaro masih mematung di tempat. Begitu pun juga dengan sosok perempuan yang tadi bersama dan bermesraan dengan Alvaro. Alvaro masih terpaku di tempatnya karena tidak menyangka akan bertemu dengan Rheva di sini. Ah, lebih tepatnya dia ketahuan berbohong karena lebih memilih berjalan dengan Agatha dan mengingkari janjinya dengan Rheva. Saat ia ingin menyusul Rheva, sebelah tangannya di tahan oleh Agatha yang diam-diam tersenyum senang dalam hati saat melihat kedua mata Rheva berkaca-kaca tadi. "Mau kemana?" "Aku harus nyusul Rheva, Tha. Aku nggak mau dia berpikir yang engga-engga" "Kamu mau nyusul dia, dan ninggalin aku sendiri di sini?" Alvaro mengacak rambutnya frustasi karena bingung ingin menyusul Rheva atau meninggalkan Agatha sendirian di sini. Yang penasaran, yuk langsung baca aja. Jangan lupa follow, vote, comment sama share ya! #rank 1 in Fakboi [30 - 09 - 2021] #rank 1 in Umum [23 -10 - 2021] #rank 1 in Umum [30 -10 - 2021] #rank 1 in Fakboi [08 -11 - 2021] #rank 1 in Umum [11 - 11 - 2021 - 30 - 11 - 2021] #rank 1 in School [08 -12 - 2021] #rank 1 in Sahabat [18 - 12 - 2021] #rank 1 in Fakboy [12 - 01 - 2022] #rank 1 in Nangis [01 - 02 - 2022] #rank 2 in Friendship [12 - 03 - 2022] #rank 1 in Friendship [13 - 03 - 2022]
Petrichor by ShaSky99
8 parts Ongoing
Uang adalah sumber kebahagiaan, uang adalah segalanya. Bulshitt!! Aku tidak pernah meminta kedua orang tuaku untuk bekerja segila ini untuk bisa mewujudkan semua keinginanku. Cukup mereka selalu ada di sisiku saja itu sudah membuatku senang. Munafik jika aku tidak memerlukan uang mereka. Tapi bukan begini caranya. Apakah mereka lupa bahwa ada aku yang selalu menunggu mereka menghabiskan waktu bersamaku? Bahkan, pembantu di rumahku lebih cocok di panggil sebagai orang tua. Disaat orang lain menghabiskan hari liburnya dengan orang tua mereka, aku hanya bisa menampilkan senyum getir tanpa bisa merasakan kesenangan itu. Ini hanyalah wish yang sangat mudah untuk di wujudkan. Akan tetapi mengapa terasa sangat sulit bagi mereka untuk bisa mengabulkannya. Sikap mereka yang seperti itu tak ayal membuatku menjauhi mereka. Sebisa mungkin, tidak berinteraksi pada keduanya. Mungkin dengan cara ini mereka bisa mengerti. Berbagi cerita pada Bunda, di ratu kan oleh Ayah, menghabiskan waktu bersama keduanya. Aku harap semuanya akan terwujud. Teman, kekasih dan lainnya, bahkan belum bisa membantuku menutupi semua luka ini. Hingga..... Kejadian itu membuatku kembali merasakan apa itu sakit dan kehilangan. Benar, yang bisa membuatku tenang hanya..... Petrichor.... . . . . . Warning!!! Cerita ini murni atas pemikiran saya sendiri tanpa ada copy dari cerita lain. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, atau lainnya. Harap untuk tidak plagiat cerita ini.
You may also like
Slide 1 of 10
SELESAI (Say Goodbye) cover
LUKA! cover
Rasa Tanpa Kata cover
ALRIN cover
Don't Talk About Money cover
Trust cover
F A K E ? [End] cover
Menyerah atau Bertahan? cover
Petrichor cover
My Name is SYANARA (COMPLETED) cover

SELESAI (Say Goodbye)

23 parts Complete

Izinkan aku mengungkap sesuatu hal yang menurutku penting, izinkan aku mengungkapnya untuk yang terakhir kali. Rasanya berat jikalau harus melupakan orang yang dulu selalu bersama kita, setelah semua yang kita lewati bersama, tapi apa boleh jika takdir tidak berpihak sama kita. Aku terlalu berlebihan mempunyai rasa yang lebih dari teman tapi kamu harus tau semua perhatian yang kamu beri itu menumbuhkan rasa yang lebih dari pada seorang teman, dan harapan aku sangat besar tentang perasaan kamu. Untuk yang terakhir kali dan semoga ini yang terakhir dan tidak ada lagi sosok aku dihidup kamu, maafkan aku telah menyukaimu lebih dari seorang teman, kenal kamu itu adalah sebuah anugrah disaat aku sudah tidak mau mengenal cinta lagi tapi kamu datang sebagai teman yang memberikan harapan lebih ke padaku. Rasanya campur aduk antara berterimakasih karena kamu datang atau maaf karena aku berlebihan, dengan melihat kamu yang sekarang bahagia diluar sana aku ikut senang. Jikalau suatu saat nanti kamu sudah bertemu dengan yang lebih sempurna taruhlah aku dibagian kecil ingatanmu, jadikan aku sebagai sejarah yang sering kamu pelajari setiap harinya.