Bulan, kamu kapan mau kembali? Haruskah aku menemukanmu di sosok orang lain? atau aku harus mencarimu dibalik bayangan kerinduan ini?
Sembari menghela nafas dalam hati, Nino melangkah menuju rumahnya. Matanya menuju kearah bintang-bintang yang beredar di langit biru merona, membuat hatinya terus memikirkan keberadaan sang Bulan yang telah memenangkan hatinya tersebut...
"apa kita bisa kembali seperti dulu lagi?" -Nino mengirim pesan kepada Almaira.
Menunggu waktu yang berjalan lamban, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam. Tanpa disadari, Nino dikalahkan oleh rasa ngantuk yang telah memerangi matanya...
"kita bisa kembali lagi, tapi..." -ucap Almaira murung.
"tapi apaaa???" -tanya Nino menatap Almaira.
Bayangan Almaira perlahan menghilang dihadapan Nino.
"kamuu mauu pergii kemanaa lagii?!" -teriak Nino melihat sosok Almaira menghilang.
TIDAAKKKKK!!!!
Teriakan tersebut membuatnya terbangun dari mimpi buruknya itu, tanpa disadarinya pula. Matanya menjatuhkan tetes air mata kerinduannya itu.
Nino terdiam, memikirkan perkataan yang tak sempat diucapkan oleh Almaira didalam mimpinya itu. Air matanya pun mulai mengering perlahan-lahan, menemaninya yang sedang terdiam.
Tersadar dari lamunannya, Nino mengambil ponsel yang berada di atas meja sebelah kasurnya tersebut. Segera Nino membuka pesan yang diterimanya, pesan dari dua sahabatnya dan pesan dari sang pujaan hatinya itu.
maaf, kita gabisa seperti dulu lagi. -Almaira membalas pesan Nino.
____________________________________________________________________
Spoiler Alert!
#mengandung kata seksual pada masa pacaran.
#mengandung kata kasar secara umumnya.
#usia 15 keatas yang diperbolehkan membaca.
Sebelum dan sesudah membaca, jangan lupa komen, vote dan follow yaa😍🤍
ikutin terus update dan peluncuran novel-novel baruku...
bila penasaran dengan update novel atau peluncuran novel terbaru, bisa ikutin aku di Instagram yaa😄
Instagram : @vinzxokta_
Terimakasih buat kalian yang telah
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan