Seorang pendeta duduk di sebuah ruang gereja, memegang tangan dan menunduk merenungi sesuatu setelah membaca penggalan ayat Alkitab yang dibawa. Dia menghela napas panjang, melirik lilin yang menyala di setiap dinding gereja, cahayanya bergetar, seakan merespons gejolak dalam hatinya.
"Semua ini terjadi sangat cepat. Aku tidak menyangka tempat ibadah yang tenang ternyata menyimpan banyak ketegangan tersembunyi," gumamnya, suara beratnya bergema di ruangan sepi.
Seorang pemuda, wajahnya pucat dan penuh rasa putus asa, menepuk bahu pendeta Marvel. "Apakah saya salah jika berbuat dosa? Banyak duka yang saya jalani. Apa Tuhan tidak ada?" suaranya bergetar, seolah harapannya menipis di antara bayang-bayang kegelapan.
Pendeta itu terdiam, bibirnya tercekat oleh kesedihan dan kebingungan. Lilin yang tadi menyala kini padam, tertiup angin dingin yang meluncur masuk melalui celah-celah jendela. Asap mengepul, menari-nari di ruangan gelap, menambah suasana mencekam.
•Note: Cerita ini dibuat dengan dasar kepercayaan penulis, jangan diambil hati karena ini menyangkut keimanan masing-masing dan cukup ambil hikmah dari cerita ini. Semoga jadi cerita bermanfaat untuk kita semua.
"Gabut banget naruh kulkas depan rumah gue?!"
Berawal dari orang iseng yang ngetuk rumah Lana dan naruh box kulkas isi bayi kembar berusia 3,5 tahun.
Ketiga remaja yang tak pernah akur itu terpaksa harus merawat si kembar, hingga beberapa bulan ke depan mereka mendapat fakta mencengangkan.
Tentang salah satu dari si kembar yang ternyata...
Ini tentang mereka, yang berada di 2 dunia berbeda.
GxG