Elara Azzahra, ketua OSIS yang dikenal cerdas, disiplin, dan berwibawa, adalah sosok yang dihormati di sekolahnya. Ia selalu punya cara untuk menjaga ketertiban dan kedamaian di lingkungan sekolah. Namun, satu hal yang tak bisa Elara toleransi adalah tim basket, terutama sang ketua, Arkan Fathir. Arkan adalah kebalikan dari Elara-bebas, santai, dan terlalu sering menjadi pusat perhatian karena pesonanya sebagai pemain basket andalan sekolah. Elara tak tahan melihat Arkan yang menurutnya arogan dan hanya peduli pada popularitas.
Perseteruan mereka semakin memanas saat keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah penting. Elara yang perfeksionis dan Arkan yang terkesan asal-asalan membuat situasi semakin rumit. Setiap pertemuan diwarnai perdebatan sengit dan ejekan satu sama lain. Di mata Elara, Arkan adalah sosok yang harus ia hindari, dan di mata Arkan, Elara hanya gadis keras kepala yang terlalu kaku.
Namun, seiring waktu, di balik pertengkaran yang tak henti-hentinya, keduanya mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Arkan menyadari bahwa di balik ketegasan Elara, ada seseorang yang peduli dan tulus. Sementara Elara mulai melihat bahwa di balik sikap santai Arkan, ia sebenarnya adalah sosok yang bertanggung jawab dan memiliki impian besar.
Ketika hati mulai terlibat, kebencian yang selama ini mereka rasakan perlahan berubah menjadi ketertarikan. Namun, mampukah mereka mengatasi perbedaan dan ego masing-masing untuk menerima perasaan itu? Ataukah kebencian akan tetap menghalangi mereka untuk menyadari bahwa cinta telah tumbuh di antara mereka?
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua mengambil langkah untuk meninggalkan panti agar tidak dipisahkan satu-sama lain.
"Adek cepat pilih yang mana."
"Itu! Papi!