Hayyin Rahniza hanya seorang penyintas gangguan jiwa. Harapan hidupnya sangat rendah, sama seperti harga dirinya yang turut merosot. Hayyin menjadi korban bullying yang membuatnya trauma. Kendati demikian, Bunda tidak pernah mau mendengarkan keluhan Hayyin tentang betapa dia telah merasa tidak sanggup lagi menjalani kehidupannya. Hari demi hari dia lewati dengan terseok-seok tak tentu arah. Sampai rasanya, Hayyin sungguh ingin menghilang saja dari segala keberadaan. Dia ingin menghilang dari dunia ini sebab ia merasa bahwa beban jiwanya sudah terlampau berat, dia juga kehilangan dirinya. Bahkan di saat yang bersamaan, Hayyin juga harus kehilangan belahan jiwanya- Papa. Di usianya yang baru genap 19 tahun, Hayyin masih belum mampu menemukan jati dirinya. Hingga pertemuannya dengan Ghaisan Ibrahim Rafardhan mengubah sudut pandangnya. Hayyin sungguhan dibuat belajar dengan pertemuan mereka. Katanya ... Ketika kita ingin menghilang sebenarnya kita justru ingin ditemukan, dirangkul dan tidak dibiarkan sendirian tersesat dalam keterpurukan hidup.